SKIN PADA PESAWAT TERBANG
Beban pada Struktur Pesawat
Secara umum, gaya-gaya yang bekerja pada struktur
pesawat udara antara lain: compression (gaya kompresi), tension (gaya
tarik), bending (gaya lengkung), shear (gaya geser) dan torsion (gaya
puntir).
Dari bermacam-macam gaya tersebut, yang paling
sering dialami oleh kulit pesawat adalah gaya kompresi dan gaya geser.
Gaya kompresi dialami pada bagian kulit pesawat yang membungkus seluruh
badan pesawat, sedangkan gaya geser akan lebih sering dialami pada
bagian kulit pesawat yang mengalami sambungan (lapjoint dan buttjoint).
Dengan bertambahnya usia pakai pesawat (take off dan
landing), maka material yang digunakan untuk kulit pesawat juga akan
mengalami kelelahan (fatigue). Salah satu tanda yang muncul pada kondisi
tersebut adalah adanya keretakan (crack) pada bagian kulit pesawat.
Pada saat keadaan ini ditemukan, mau tidak mau pesawat tidak boleh
diterbangkan (on ground) sampai dilakukannya perbaikan pada bagian yang
mengalami crack tersebut.
Panduan Perbaikan Kulit Pesawat
Manufaktur pesawat sudah melakukan analisis untuk
permasalahan yang sering/mungkin terjadi pada kulit pesawat. Dari data
tersebut pabrikan akan mengeluarkan sebuah manual pesawat yang disebut
Structural Repair Manual (SRM). SRM merupakan dukumen yang sudah
disetujui (approve document) oleh Otoritas Penerbangan yang berisi
permasalahan umum yang sering dihadapi dalam perbaikan struktur pesawat
yang salah satunya adalah perbaikan kulit pesawat.
Secara umum, SRM berisi panduan pengerjaan perbaikan
struktur pesawat, gambaran (lay out) potongan tambalan
(doubler/trippler) dan material yang digunakan dalam perbaikan kulit
pesawat, termasuk juga tipe pengencang (fastener) yang harus dipilih.
Sebagus apa pun SRM, tetap saja masih ada kekurangannya. Beberapa
permasalahan keretakan pada kulit pesawat ternyata belum diulas
manufaktur di salam SRM.
Pada kondisi ini, salah satu pilihan yang bisa
dilakukan maskapai adalah melakukan komunikasi intensif dengan
manufaktur untuk mendapatkan panduan perbaikan pada area yang mengalami
keretakan tersebut. Biaya yang harus dikeluarkan pun terbilang cukup
besar untuk panduan perbaikan kulit pesawat yang di luar SRM ini.
Metode Perbaikan
Tahap-tahap yang harus dilakukan pada perbaikan kulit pesawat yang mengalami crack adalah sebagai berikut:
- Pembukaan akses
Pembukaan akses untuk melakukan perbaikan ini akan
menyesuaikan lokasi ditemukannya crack. Sering kali dinding samping
(side wall), baik itu di kabin ataupun kargo, harus dibuka untuk
mempermudah proses perbaikan ini.
- Pembersihan (Cleaning)
Pembersihan perlu dilakukan untuk memastikan bahwa
yang terjadi adalah crack yang sebenarnya. Beberapa inspektur lapangan
bisa juga memastikan crack yang terjadi pada kulit pesawat dengan cairan
dye penetrant dan bahkan ada juga yang menggunakan alat Non Destructive
Test (NDT).
- Stop Drill/Cutout
Bor penghentian (stop drill) atau pemotongan
(cutout) pada bagian yang crack harus dilakukan untuk menghentikan
pergerakan crack tersebut agar tidak bertambah panjang pada saat pesawat
dioperasikan kembali. Stop drill biasanya dilakukan pada crack yang
berukuran kurang dari 1 (satu) inchi. Sedangkan untuk crack dengan
panjang lebih dari 1 (satu) inch harus dilakukan cutout pada bagian yang
mengalami crack.
- Non Destructive Test (NDT)
NDT masih harus dilakukan kembali untuk memastikan
bahwa stop drill/cutout pada ujung-ujung crack yang dikerjakan
sebelumnya sudah efektif menghentikan crack yang terjadi. Metode yang
paling sering digunakan dalam proses ini adalah High Frequency Eddy
Current (HFEC).
- Penentuan ukuran tambalan, pemasangan tambalan (doubler/trippler) dan lokasi fastener.
Bagian ini merupakan tahapan yang paling lama.
Tahapan ini dimulai dengan pemilihan material yang sesuai ketebalan
kulit pesawat, pengukuran diameter dan dilanjutkan pemotongan material
yang akan digunakan untuk menambal. Setelah potongan pola sudah selesai
dibor, maka akan dilanjutkan dengan pembersihan semua bagian yang akan
ditempelkan.
Dalam proses ini digunakan alodine untuk pencegahan
korosi pada bagian yang dilakukan perbaikan. Proses ini diakhiri dengan
pemasangan fastener baru yang memanfaatkan bekas lubang fastener lama
yang sudah dilepas menggunakan bor (drill).
- Sealant dan pengecatan (painting)
Tahap penyelesaian dari proses perbaikan kulit
pesawat adalah penggunaan sealant untuk mengisi rongga doubler/trippler
yang belum tertutup dengan rapat. Perbaikan ini diakhiri dengan
pengecatan dengan warna yang sama dengan sebelumnya.
- Penutupan Akses
Sambil menunggu keringnya sealant yang digunakan
(bisa mencapai 4 jam), akses yang tadi dibuka untuk perbaikan bisa
segera ditutup. Pengerjaan yang berbarengan ini seringkali dilakukan
maskapai untuk mengejar waktu beroperasinya pesawat yang sudah tertunda
akibat perbaikan tadi.
Semua proses yang berlangsung ini untuk memastikan
bahwa kekuatan struktur pesawat yang sudah diperbaiki tidak lebih rendah
dibandingkan pada saat pesawat dibuat. Pengembalian ke kondisi siap
beroperasi (release to service) pesawat pada saat dikerjakan perbaikan
ini harus dilakukan oleh seorang pemegang Aircraft Maintenance License
Engineer (AMEL). Semua prosedur tersebut harus dilakukan untuk menjamin
bahwa pekerjaan di pesawat ini sudah dilakukan oleh orang yang berwenang
serta menggunakan material dan prosedur yang sudah ditetapkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar